Mengenai kami

Jombang, Jawa Timur, Indonesia
susunan pengurus bem-ft ikaha 2010-2011 presma: M. Gus Khisomuddin wapresma:Nunu Husnun mensek: Izzatus Shobihah menkeu: Yeni Lailatur Rosyidah mandagri: Achmad Basuki menlu: M. Anwar Mambauddin men. pemberdayaan perempuan: Binti Nur Sholihah

MONGGO

Senin, 12 Oktober 2009


Pentingnya Sebuah Komitmen dalam Berorganisasi

Oleh:Encep Dahlan*

Mahasiswa adalah generasi yang mengemban segenap titel dipundaknya. ”Agent of Change, Agent of Social Control, dll. Seabreg titel tersebut seyogyanya disadari dan dipahami, dengan begitu mahasiswa diharapkan menjadi bagian dari masyarakat yang senantiasa dinamis, kritis, progresif, serta transformatif dalam menghadapi dinamika kehidupan yang lebih kompleks. Disamping itu, mahasiswa juga mengemban misi kemanusiaan. Dengan begitu, keberadaannya tidak hanya sekedar sebagai kaum intelektual semata, namun lebih dari itu bagaimana keberadaannya bisa membawa perubahan dan memberikan kontribusi yang positif bagi lingkungan sekitarnya. 
Peranan tersebut tidak akan dimiliki dan disadari bila seseorang (baca:mahasiswa) tidak pernah melibatkan dirinya dalam sebuah proses pembelajaran. Pembelajaran disini tidak hanya monoton aktif mengikuti perkuliahan semata, akan tetapi lebih dari itu yakni berpartisipasi dan berperan aktif dalam kegiatan organisasi.
Pada hakikatnya manusia diciptakan dengan mengemban dua tugas pokok yakni sebagai hamba Allah dan menjadi seorang pemimpin (Kholifah Fil `ardl) hal lain yang harus dimiliki seorang mahasiswa dalam rangka mewujudkan hamba yang ideal diatas adalah menjadi manusia yang mempunyai konsep diri yang jelas, bila seseorang telah memiliki konsep dirinya dengan benar dia akan menjadi manusia yang lebih manusisawi dan sadar dengan sifat kemanusiaannya. Sehingga mampu mengemban tanggung jawab untuk ikut menciptakan masa depan bagi dirinya, kelompoknya, organisasi dan komunitas masyarakatnya, selanjutunya ia akan terus meningkatkan kompetensinya untuk menjadi manusia visioner dan menjadi pemimpin yang sejati.
Seorang mahasiswa juga harus mampu mengubah pola pikir dan membuat skala prioritas dalam menjalani kegiatan akademiknya, sehingga kuliah tidak sekedar menggugurkan kewajiban semata, karena sejujurnya di luar ruang kuliah sana masih terbentang luas dunia yang belum terjamah oleh kita dan selalu menuntut kita untuk menjamahnya. Akan tetapi yang terjadi kemudian seringkali mahasiswa hanya terjebak dalam sebuah formlitas dan rutinitas kegiatan akademiknya, mahasiswa hanya datang, duduk, diam, pulang dan mengumpulkan tugas tepat waktunya dijamin bakal mendapat IPK yang tinggi, lulus dengan predikat Cumlaude dan sukses dalam kariernya. Sehingga image yang timbul kemudian adalah mahasiswa aktivis, organisatoris baik intra maupun ekstra adalah mahasiswa yang tidak punya tujuan, buang-buang waktu, jarang kuliah, IPK jeblok dan tidak punya target masa depan yang jelas, hal ini terjadi tidak lain disebabkan kurangnya pemahaman akan posisinya sebagai insan sosial, disamping itu apresiasi dari pimpinan kampus terhadap para aktivis organisasi sangat minim, sehingga semakin apatisnya mahasiswa terhadap organisasi. 
Belum lagi sebuah dilema yang terjadi ketika sebagian pelaku organsasi (baca:aktivis) ternyata berganti haluan dengan komitmen awal dengan alasan keberadaannya untuk menuntut ilmu tidak sibuk mengurusi organisasi, seolah berorganisasi adalah sebuah pilihan yang keliru dan merasa capek ketika harus bekerja sendirian untuk membesarkan dan merawat organisasinya. Berbagai image negatif inilah yag menurut penulis merupakan kecelakaan intelektual akademik yang harus dihilangkan dari nalar seorang mahasiswa.
Hidup adalah sebuah pilihan yang harus kita jalani dan harus kita pertanggungjawabkan konsekuensinya sehingga sudah menjadi sebuah keniscayaan ketika kita harus menentukan sebuah pilihan akademik dan berorganisasi. Tetapi yang lebih penting adalah proses dalam berorganisasi tersebut yang mampu membentuk dan mendewasakan kita dalam berfikir, bertutur dan bertindak.
Disinlah sebuah komitmen dipertanyakan, mampukah kita memanifestasikan komitmen tersebut dalam sebuah tindakan konkrit sehingga kita tidak menjadi manusia pecundang. 
Dalam rangka refleksi itulah, keberadaan BEM Fakultas Tarbiyah sebagai organisasi kemahasiswaan tertinggi ditingkat Fakultas, BEM FT mempunyai peran dan fungsi untuk mewujudkan hal itu, BEM FT dengan segala aktivitasnya dirasa perlu membuat rencana strategis yang mampu bergerak dan melakukan perubahan ke arah yang lebih progresif. Oleh karenanya menarik untuk mengutip apa yang pernah disampaikan sahabat Adib Faishol (Rabu, edisi VI/Tahun VI/Juli 2007, Bahwa program kerja BEM FT setidaknya tertuang dalam 5 pokok pikiran yaitu, 1. Intelektualitas, 2. Pemberdayaan, 3. Perluasan Jaringan, 4. Moralitas, 5. Interdependen.
Berangkat dari 5 pokok pikiran itu, Kepengurusan BEM FT periode 2008-2009 membuktikan eksistensinya dengan mengeksplorasikan dalam wujud kegiatan-kegiatan yang lebih progresif. Sedikit banyak BEM FT telah melakukan renovasi dan gebrakan baru dalam kinerjanya, yaitu tidak lagi mengadakan kegiatan yang bergelar ”Gebyar atau Semarak Tarbiyah” tetapi lebih mengoptimalkan sebuah kegiatan rutin pada setiap bulannya.
Dimulai dengan pelantikan kepengurusan pada bulan Juli 2008 serta peluncuran buletin ”Rumat” (Rubrik Mahasiswa Tarbiyah) pada saat kegiatan POSMARU. Yang bertujuan sebagai wadah aspirasi mahasiswa dalam bidang tulis menulis. Dengan memanfaatkan momentum bulan Ramadhan BEMFT mengadakan kegiatan Safari Ramadhan di Desa Sepanyul Kec. Gudo sebagai wujud pengabdian dan manifestasi peran mahasiswa kepada masyarakat. Disamping itu, Secara struktural telah ada penambahan satu menteri yakni menteri Pemberdayaan Perempuan sebagai refleksi atas kebutuhan untuk mengoptimalkan potensi mahasiswi yang dirasa sampai hari ini masih stagnan dari bumi tempatnya berpijak, salah satu kegiatannya adalah dengan mengadakan diskusi yang bertemakan perempuan yakni pada tanggal 22 Desember yang bertepatan dengan momentum pelaksanaan Hari IBU. Sebagai wujud respect terhadap mahasiswa semester 7 yang sedang dalam tahap penggarapan skripsi, BEMFT merasa perlu menfasilitasinya dengan sebuah kegiatan yang aplikatif, kegiatan ini berupa Diklat Metodologi Penelitian yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa dalam proses penyelesaian skripsinya. 
Seiring datangnya musim penghujan yang selalu dikuti dengan mewabahnya Virus Nyamuk Demam Berdarah, BEMFT merasa terpanggil untuk memberikan pemahaman akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya sebagai upaya meminimalisir penderita DBD. Kegiatan ini berupa Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilaksanakan di Desa Gondek Kec. Mojowarno. Kegiatan ini bekerja sama dengan teman-teman dari Club Motor Jombang Oeloeng Community (JOECY). Hal ini menunjukkan BEMFT tidak menutup diri untuk bergaul dan belajar dengan siapapun. Serta dalam rangka memperluas jaringan. Baru-baru ini, tepatnya pada bulan Maret BEMFT melaksanakan kegiatan Festival Al Banjari dalam rangka memperingati Pelaksanaan Hari Besar Islam (PHBI), yang beda dari pelaksanaan Al banjari tahun ini dari tahun sebelumnya adalah tahun ini pesertanya berasal dari beberapa Kabupaten di Jawa Timur kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian untuk terus mempertahankan kesenian islami sekaligus sebagai ajang promosi kampus.
Uraian diatas hanya sekelumit dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BEMFT, meskipun pada hakikatnya dari beberapa kegiatan yang telah dilakukan belum bisa optimal. Tentunya kami selalu berusahan untuk melaksanakan dan memberikan kontribusi sebagai bentuk dan komitmen kami.
Bukan sebuah hasil yang membuat kami bangga, akan tetapi sebuah proses untuk memperjuangkan hasil itulah yang membuat kami selalau bangga menjadi bagian dari proses tersebut. Oleh sebab itu kami mengajak kepada semua mahasiswa Fakultas Tarbiyah, lakukan apa yang bisa kita lakukan dan berikan kepada orang lain, kepada organisasi kita, bukan berpikir apa yang saya dapatkan dari organisasi, sehingga kita akan menjadi kelompok intelektual dan cendekiawan yang selalu berpegang pada komitmen dan kompetensi yang kita miliki dan saya berikan apresiasi besar kepada sahabat-sahabat yang masih eksis memegang teguh komitmen dan keberaniannya mengabdikan diri pada nilai-nilai kebenaran manusia sejati.

  ”Sekali Bendera Dikibarkan Pantang Untuk Diturunkan”
”Lakukanlah Sekecil Apapun peran yang sedang kalian jalani dengan kesungguhan yang sebesar-besarnya, maka lihatlah apa yang akan terjadi”.
Sebab, cita-cita mustahil terwujud jika 
tidak ada tindakan........
Sebab, tujuan tidak akan tercapai
tanpa adanya tindakan......
Sebab, mustahil impian akan terwujud jika hanya diam, tidak melakukan
apapun............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar